Selasa, 27 Januari 2009

Inspirational stories

Memperbaiki Boneka

Liping, gadis kecil disuruh ibunya ke toko 7 Evelen dekat rumahnya untuk membeli
sesuatu, dengan pesanan untuk segera kembali ke rumah setelah membeli barang yang
dimaksud. Namun sejam...dua jam kini telah berlalu. Liping belum juga kembali dan
hal ini membuat ibunya penasaran dan cemas.
"Ke mana saja engkau pergi?" Tanya ibunya dengan teriakan keras ketika Liping
akhirnya muncul di depan pintu. "Mami...maafkan Liping. Aku tahu kalau aku
terlambat pulang." Kata Liping penuh penyesalan. "Tapi...tadi boneka Lingling, teman
Liping, rusak. Aku harus membantunya memperbaiki boneka itu." Lanjut Liping
menjelaskan.
"Engkau membantu Lingling memperbaiki bonekanya? Bagaimana caranya engkau
memperbaikinya?" Lanjut ibunya dengan penuh rasa heran. "Jujur bu...,saya tak
mampu perbaiki bonekanya...saya hanya duduk di samping Lingling dan menangis
bersamanya." Lanjut Liping.
-. Tertawalah bersama mereka yang tertawa dan menangislah bersama mereka yang
menangis.
“Sahabat adalah ia yang senantiasa berada di sampingku, bahkan juga di saat ketika dunia seakan mati”.

Bintang Laut
Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil
menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang
anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran;
'Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam
air?'. Tanyanya.
'Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang
terdampar itu akan segera mati kekeringan.' Jawab si kecil itu.
'Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya.' Kata lelaki tua itu sambil
menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. 'Lagi pula
ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh
mempunyai arti yang besar.' Lanjutnya penuh ragu.
Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata
sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan
hidup.
'Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang
satu ini.' Kata si kecil itu.
-------------
Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita
lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil.

Tidak ada komentar: